Jumat, 20 Oktober 2017

Si TAKDIR Semut-Semut PEMBERANI

Si Takdir


Alkisah di kerajaan siklus kehidupan, terdapat Si Takdir adalah pelalang buana yang menjalani hari-harinya bertemankan nasib terkininya, yakni Si Bahagia. Hari-hari Si Takdir selalu ditemani Si Bahagia.

Hingga datang suatu hari, terdapat titah dari Si Raja bahwa Si Bahagia harus pergi meninggalkan Si Takdir, sedangkan Si Takdir akan berganti teman nasibnya yang bernama Si Sedih. Bahwa Si Raja telah memutuskan saatnya Si Takdir ini untuk merubah nasibnya.

Si TAKDIR Semut-Semut PEMBERANIKeputusan Si Raja adalah keputusan yang bulat tak bisa dibantah oleh siapapun. Siapa yang melanggar pasti akan berdampak buruk pada siklus kehidupan. Sebenarnya, Si Bahagia sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Si Takdir, namun ternyata kenangan-kenganan saat bersama Si Bahagia membuat Si Takdir pilu yang terus menerus memikirkan perpisahannya.

Bila Si Takdir meminta pada Si Raja untuk membatalkan nasibnya, itu jelas hal yang mustahil. Karena nasib adalah nasib. Ia harus menjalani nasibnya.

Si Takdir ini begitu saying pada Si Bahagia. Si Takdir sadar betul bahwa ia tak mungkin terus bersama Si Bahagia, namun Si Takdir juga tetap merasa tidak bisa melepas Si Bahagia begitu saja.Tersisa satu hari lagi, hari dimana saatnya Si Bahagia meninggalkan Si Takdir dan berganti teman Si Sedih. Si Takdir pun kebingungan harus berbuat apa.

Menit demi menit, ia mencoba mencari cara. Si Takdir pun akhirnya teringat akan dirinya yang memiliki kerabat bernama Si Waktu. Ia yakin, Si Waktu akan mau membantunya dan menurutnya hanyalah Si Waktu inilah yang bisa membantunya. Si Takdir memutuskan untuk bergegas pergi mencari Si Waktu.

Sesampainya bertemu dengan Si Waktu, Si Takdir langsung menceritakan nasibnya pada Si Waktu. Sedangkan, tak disangkanya bahwa ternyata Si Waktu tak mau tahu. Si Takdir tak kunjung menyerah, memohon pada Si Waktu, meminta agar Si Waktu dapat berputar kembali ke masa lalu agar Si Takdir bisa bersama Si Bahagia dan bisa mengulang kebersamaan yang tak mungkin tergantikan dengan yang lainnya.

Si Waktu tetap tak mau tahu dan tak menyanggupi permohonan Si Takdir, karena memang Si Waktu tak sanggup melakukannya. Si Takdir masih bersikukuh mencari cara lain dan akhirnya Si Takdir mengatakan pada Si Waktu, “Kalau begitu kamu berhenti saja bagaimana, agar tak ada lagi hari esok yang memisahkan aku dengan Si Bahagia?”.  Si Waktu tetap menggeleng, ia tak mungkin melakukannya, barang sedetik pun ia tak mampu.

Namun Si Takdir yang sudah kalap, tidak mengerti akan kebenaran ketidakmampuan Si Waktu, kerabatnya ini. Si Takdir pun sangat membenci Si Waktu karena tak mampu membantunya. Padahal Si Takdir yakin apabila Si Waktu berhenti maka takkan ada hari esok, dan ia tetap bisa bersama bahagia selamanya. Hingga pikiran jahat akhirnya merasuki dirinya dan ia memutuskan bertekad penuh untuk membunuh saja Si Waktu. Mungkin dengan cara tersebut, Si Takdir bisa hidup bersama Si Bahagia.

Si Takdir yang sudah tak bisa menahan hasrat membunuhnya karena waktunya yang tinggal beberapa detik lagi, saat itu juga ia membunuh kerabatnya, Si Waktu. Tanpa sadar, bahwa sebenarnya ternyata ia membunuh dirinya sendiri. Bahwa ternyata ia juga telah membunuh Si Bahagia. Ia menyesal, sangat menyesal.

Si Takdir benar-benar tak menyangka akan seperti ini. Si Takdir yang baru sadar bahwa ternyata dia akhirnya tetap berpisah dengan Si Bahagia. Bahwa Si Takdir yang tetap tak bisa merubah nasibnya. Si Takdir pun menyadari di akhir hayatnya, seharusnya ia jalani saja sesuai titah yang diperintahkan untuknya tanpa menyakiti siapapun. Dan nasib adalah nasib. Dan itu pasti terjadi. Tak bisa dihindari.

Ternyata saat waktu menyuruhnya berpisah dengan Si Bahagia tiba terjadi, itu pasti terjadi. Sepertinya juga, Si Takdir yang telah pergi ke dunia lain ini sudah bertemu dengan nasibnya Si Sedih, karena nasib memang takkan bisa dihindari.


Si TAKDIR Semut-Semut PEMBERANI
 

Semut-Semut PEMBERANI


Suatu kisah ada semut yang takut dengan manusia dan selalu bersembunyi dari manusia. Dialah seekor semut yang penakut. Suatu hari semut itu melihat semut yang sejenis dengannya ingin mendekati makanan yang berada dekat dengan manusia. Sebut saja semut yang dilihatnya adalah semut yang pemberani.

Semut-Semut Pemberani
Dengan secara sembunyi-sembunyi semut penakut mencoba mendekati semut yang pemberani, kemudian menyapa semut pemberani itu. “Hei semut, apa kamu tidak takut mendekati manusia, nanti kamu akan dibunuh olehnya?”, tanya semut.

Semut pemberani menoleh ke arah semut yang bersembunyi itu. Dengan tegas dia menjawab,”Tidak!”. “Tapi kamu akan mati dengan satu jari saja di tangan manusia itu.”, lanjut semut penakut.

Semut pemberani itu pun mendekati semut yang penakut, lalu berkata,” Aku sama sekali tidak takut dengan manusia. Aku hanya ingin mencoba untuk mengambil makanan itu saja. Manis atau pahit nanti hasilnya aku serahkan pada Tuhanku, Allah.”

“Namun, peluang mati akan menghampirimu”, bentak semut penakut.

“Hidup dan matiku sudah aku serahkan pada Tuhan. Aku hanya bisa berusaha untuk menghidupi diriku dengan baik. Hidupku juga hanya sementara. Kematian memang selalu dekat denganku, dimanapun aku berada, dengan manusia itu ataupun bukan. Sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu”, terang semut pemberani itu.

Semut pemberani meninggalkan semut yang penakut itu lalu melanjutkan perjalanan untuk menghampiri makanan yang ada dekat dengan manusia itu. Semut pemberani mencuil sedikit makanan kemudian diletakkan cuilan makanan tersebut di punggungnya untuk dibawa ke sarangnya.

Semut memang terbiasa menimbun makanan agar mempunyai pasokan saat cuaca buruk sehingga tidak mati kelaparan. Maka dari itu, selagi ada kesempatan mendapatkan makanan, semut berusaha untuk mendapatkannya.

Saat semut pemberani itu sampai di tengah perjalanan , ia merasa kelelahan karena beban yang dibawanya dan  perjalanan yang jauh. Semut itu pun berhenti meneduh untuk beristirahat. Namun perjalanan saat itu masih lumayan jauh, takut-takut ia tak mampu membopong pasokan makanannya.

Tiba-tiba semut yang penakut sudah muncul dihadapannya. Semut penakut mendekati semut pemberani dan ternyata ia menawarkan bantuan untuk bergantian membawa cuilan makanan itu. Dan karenanya, semut pemberani bisa melanjutkan perjalanan menuju sarangnya.Terus seperti itu, saat satu kelelahan maka yang satu menggantikan membawa cuilan itu.

Sampai di suatu tempat, ada gerombolan semut yang memperhatikan mereka dan gerombolan itu menghampiri mereka. “Wahai semut saudaraku, kalian sedang apa?” tanya salah satu dari gerombolan itu. Lalu sang semut penakut menceritakan kisahnya dengan semut pemberani tersebut. Hingga terharulah semua semut-semut yang ada disitu.

Mereka sangat menghargai keberanian dari semut yang pemberani. Mereka yang sebenarnya sama seperti semut yang penakut akhirnya menjadi terinspirasi karena mendengar kisah itu.

Semut-semut pun mulai membuat organisasi kerja sama. Di saat ingin mengambil makanan mereka akan melakukan gotong royong. Sehingga tidak ada lagi kelelahan ataupun ketakutan yang hadir dalam diri mereka.

Sejak saat itu setiap para semut ingin merebut makanan, mereka selalu mengerjakannya bersama-sama dan tidak pernah takut lagi meskipun akan terinjak hingga mati. Tidak ada lagi semut yang takut akan hal itu!

Si TAKDIR Semut-Semut PEMBERANI
~ Gines ~
Nurul Puji Astuti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar